Senin, 27 Juli 2009

DUA TAHUN BULETIN PKP

DUA TAHUN BULETIN PKP
Oleh : Drs. Tongato, M.Si.

Mempertanyakan eksistensi Buletin PKP dalam perjalanannya memasuki usia dua tahun merupakan hal yang sah-sah saja. Pertanyaan itu muncul dalam kaitannya dengan seberapa perlunya penerbitan ini dan sebagai apa kita memperlakukannya. Dan lebih jauh lagi, bagaimana kita menanggapi kehadirannya. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut tentunya akan mencerminkan intensitas kepedulian kita dalam mengembangkan budaya baca-tulis sebagai bagian ‘Multiple Intelligences’ Howard Gardner dalam lingkup yang lebih kecil, dan bagaimana kita berbudaya sebagai bangsa.
Sebagaimana kita ketahui, salah satu ciri warga bangsa maju adalah masyarakatnya memiliki budaya baca-tulis yang kuat. Mereka melakukan kegiatan membaca sebagai kebutuhan primer, tiada hari tanpa membaca. Aktivitas membaca yang demikian memunculkan budaya menulis sebagai kelanjutannya. Budaya membaca dan menulis inilah yang telah mengantarkan bangsa Jepang dan bangsa-bangsa Eropa yang dulunya bangsa bar-bar, bangsa primitif menjadi bangsa maju sebagaimana kita saksikan kini.
Mengapa demikian besarnya efek budaya membaca dan menulis dalam mengantarkan bangsa Jepang dan bangsa-bangsa Eropa menjadi bangsa maju? Aktivitas membaca merupakan aktivitas mengkristalkan ilmu pengetahuan yang bersifat aktif-reseptif. Ketika seseorang membaca maka daya kognisi dan afeksinya bekerja secara aktif menyerap informasi beserta nuasa yang menyertainya dalam menambah kekayaan intelektual dalam dirinya. Semakin banyak seseorang membaca, maka semakin banyaklah kekayaan intelektualnya. Dan kita tahu, orang kayalah yang lebih memiliki potensi untuk berbagi.
Dalam kaitan ini, menulis merupakan aktivitas berbagi kekayaan intelektual itu. Bila warga suatu bangsa sudah memiliki tradisi baca-tulis yang tinggi, maka aktivitas intelektual akan semakin intens yang tentunya akan mendorong kajian-kajian dan temuan-temuan ilmiah dalam berbagai bidang kehidupan. Bisa dipastikan, dalam masyarakat yang demikian kemajuan demi kemajuan akan mereka capai.
Sekarang, tinggal bagaimana kita memperlakukan Buletin PKP yang telah hadir di tengah-tengah kita setiap bulannya. Apakah kehadirannya kita pandang sekedar ‘ritual bulanan’, ataukah memang menjadi benih yang menumbuhkan budaya baca-tulis sehingga tumbuh menjadi tradisi yang menjadi nafas dalam keseharian? Bila sekedar ritual bulanan, kita perlu prihatin dan harus segera kita sadari, untuk kemudian kita bangkitkan agar menjadi sarana menumbuhkan budaya baca-tulis.
Memang harus kita akui, membudayakan aktivitas baca-tulis bukan persoalan mudah. Tapi, ketidakmudahannya itu bukan berarti tidak bisa dilakukan. Berbagai pernik kegiatan yang menyertainya harus dilakukan dengan beragam cara dan dalam berbagai kesempatan dengan melibatkan banyak pihak, semisal bedah buku, lomba menulis, pelatihan jurnalistik dan sebagainya. Dan yang tak kalah pentingnya, pengelola buletin harus terus berkreasi tanpa harus kehilangan dan kehabisan kreatifitas. Selamat ulang tahun, semoga semakin jernih dan cerdas dalam menyajikan informasi.***

KELUARGA BESAR
SMA PKP DKI JAKARTA
Mengucapkan Selamat Ulang Tahun ke-2 BULETIN PKP
Semoga menjadi bacaan yang memikat dan mencerahkan.
Jakarta, 28 Februari 2007

Drs. Tongato, M.Si.
Kepala SMA PKP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar